Monday, December 10, 2018

Katak dan Kunang-kunang

Malam itu di danau tenang hutan, suasana sungguh sunyi. Hanya terdengar nyanyian katak yang silih berganti, saling bersahutan, memecah keheningan malam di hutan rimba. Suasana sunyi nan syahdu itu semakin indah saat beberapa kunang-kunang datang dengan cahayanya yang kerlap kerlip layaknya bintang-gemintang yang menghiasi angkasa.

Seekor kunang-kunang menyapa sang katak dengan ramah, "selamat malam katak, nyanyianmu sungguh merdu". Tetapi sang katak yang diajak bicara tetap bernyanyi riang tanpa perduli dengan sapaan kunang-kunang. Hmmmm, kunang-kunang hanya bisa menghela nafas saat sapaannya tidak digubris oleh sang katak. Kunang-kunang lainnya berkata, "yah begitu itu, mereka terlalu sombong, padahal mereka bisa saja sekedar menjawab sapaan ramah-tamah kita dengan singkat, tetapi mereka terlalu sombong untuk menjawab sapaan makhluk kecil seperti kita. Sudah lah, mari kita nikmati malam ini dengan selalu bahagia". Pekatnya malam pun berlalu, dengan nyanyian katak yang silih berganti saling bersahutan, dan merdunya nyanyian katak semakin sempurna dengan temaram sinar kunang-kunang yang terbang kesana kemarin di atas permukaan danau.

Akan tetapi, suatu ketika terjadi kejahatan hutan yang tidak bisa dimaafkan. Sebuah tragedi, yang diakibatkan oleh keangkuhan dan kesombongan si katak. Sebagaimana malam-malam yang berlalu silih berganti, nyanyian katak yang silih berganti serta kelap kelip kunang-kunang selalu mampu menyempurnakan suasana danau di dalam hutan rimba. Kali itu, ternoda akibat arogansi si katak. Terdengar kabar tentang keindahan makhluk malam, siapa yang paling baik, siapa yang paling pantas disebut sebagai keindahan malam (?)

Sebenarnya sebutan-sebutan paling indah dan sejenisnya tidak perlu dilakukan di dunia binatang, tidak ada yang harus diperebutkan dan diperjuangkan untuk sebuah status lalu disebut paling indah. Karena dunia binatang tidak lah seperti dunia manusia yang selalu rebutan akan status 'paling' dan mengungguli lainnya.

Seekor katak berkata di depan sekumpulan katak lainnya, "siapa yang paling pantas disebut paling indah di malam hari..? tentu saja katak, apalah artinya malam tanpa nyanyian kita yang merdu, bukan kah begitu teman semua..?", ucapan katak disambut sorak gembira katak-katak lainnya. Tetapi seekor katak yang masih muda berkata, "tapi sobat, para binatang di hutan ini sedang membandingkan merdunya suara kita dan indahnya pancaran cahaya kunang-kunang di malam hari, saya rasa.. kunang-kuang pun pantas disebut sebagai keindahan malam di belantara". Hmmmm, ucapan si katak belia tersebut membuat marah katak-katak dewasa, lalu seekor katak dewasa berkata, "tidaaaaak... tidak bisa, tidak ada yang boleh mendapatkan status paling indah di hutan ini pada malam hari, karena hanya katak saja yang pantas mendapatkan sebutan itu, wahai teman sekalian, agar kita menjadi satu-satunya makhluk paling indah di malam hari, besok malam, kita habisi semua kunang-kunang, kita jadikan santap malam kita.. bagaimana, setuju", ucapan katak dewasa disambut dengan gemuruh dan riuh ramai katak-katak lainnya sembari mengucapkan satu kata, "setujuuuuu..."

Malam pun menjelang, semua katak telah siaga di tempatnya masing-masing, sedangkan kunang-kunang tidak ada satu pun yang menyadari musibah besar yang akan menimpa mereka. Seperti malam-malam yang telah berlalu, para katak mulai melantunkan nyanyian malamnya, lalu mulai lah datang satu kunang-kunang, lalu dua kunang-kunang, tiga, empat, sepuluh, dua puluh, sampai dengan ratusan kunang-kunang mulai terbang kesana dan kemari sambil memancarkan cahayanya yang indah, tiba-tiba satu komando katak dewasa memecahkan suasana malam itu, dengan satu teriakan, "seraaaaaaaaang, santap semua kunang-kunang dari hutan belantara ini, agar hanya katak saja yang mendapatkan status makhluk malam paling indah". Teriakan katak dewasa telah mengubah malam itu menjadi malapetaka, tanpa ampun, katak-katak mulai menjulurkan lidahnya dan menangkap kunang-kunang yang tak berdaya lalu melahapnya. Tidak butuh waktu lama, ratusan kunang-kunang pun sirna, sedangkan beberapa kunang-kunang yang menyadari musibah tersebut melarikan diri ke tengah hutan dan meninggalkan danau untuk selamanya.

Yah, malam itu.. danau di hutan belantara hanya menyuguhkan nyanyian katak saja, tanpa kelebat cahaya kunang-kunang walau pun hanya seekor. Aaaah, hilang sudah keindahan sempurna di danau rimba raya pada malam hari, semua akibat keangkuhan katak yang tidak terima ada makhluk lain yang disebut paling indah selain diri mereka sendiri. Ingat, di hutan kita harus bisa hidup berdampingan dan saling mengisi, jangan egois dan mau menang sendiri.

No comments:

Post a Comment