Monday, December 10, 2018

Si Raja Kodok

Walau pun Kodok bukan lah raja hutan, tetapi terdapat seekor kodok yang dijadikan raja diantara kodok-kodok lainnya. Raja Kodok bernama Osas, menjadi raja bukan kekuasaan karena turun temurun atau pun disebabkan partai pengusung yang memenangkan pemilu layaknya dunia manusia, tetapi karena Osas memang seekor kodok yang bijak dan juga bertubuh besar dan tegap. Hal ini menyebabkan Kodok lain pun segan dan hormat padanya.

Sebagai Raja Kodok, Osas sering mendapatkan laporan-laporan ketidak beresan dari Kodok-kodok lainnya di dalam hutan. Akan tetapi dengan kebijaksanaan dan kecerdasannya, Osas dapat menyelesaikan masalah itu dengan baik tanpa menimbulkan permasalahan. Yah, begitulah Osas, Kodok yang kuat lagi bijaksana, yang menjadi Raja bukan karena manipulasi data pemilih akan tetapi karena pilihan mayoritas Kodok seluruh rimba raya karena kemampuan dan kecerdasannya, karena faktor internal yang dimiliki Osas dengan tanpa meninggalkan faktor eksternal dari pendukungnya. Osas yang bijak lagi cerdas terkadang mendapatkan undangan pertemuan pemimpin binatang satu wilayah danau hutan. Pertemuan itu dihadiri oleh beberapa perwakilan binatang yang bertempat tinggal di danau hutan seperti Raja kura-kura, Raja Buaya, Raja Ular, Raja Ikan, Raja Biawak dan sebagainya.

Suatu ketika, diadakan pertemuan dengan agenda utama tentang pertumbuhan ekonomi di kawasan danau hutan. Perang dagang antara dua kerajaan adi daya di hutan yaitu Kerajaan Babi dan Kerajaan Kera sedikit banyak telah berdampak kepada perekonomian di kawasan danau hutan. Kurs mata uang di masing-masing kerajaan sering terkoreksi akibat kebijakan ekonomi global yang ditetapkan oleh Kerajaan Kera maupun kerajaan Babi. Akan tetapi seluruh pimpinan kerajaan kawasan danau hutan bersepakat untuk menyatukan barisan, yaitu dengan kemudahan perijinan perdagangan antar kerajaan, dan penentuan kurs mata uang acuan yang ditetapkan flat, tidak berpengaruh terhadap fluktuasi nilai mata uang masing-masing kerajaan terhadap mata uang kerajaan Kera yang selalu mendominasi hutan rimba raya.

Saat Osas Raja Kodok diberi kesempatan berbicara di depan khalayak undangan, Osas berdiri dengan gagahnya dan berpidato tanpa membawa teks. Osas membuka pidatonya dengan kalimat penyemangat kepada semua kerajaan di kawasan danau hutan, "saudara-saudaraku sekalian, para binatang penghuni danau hutan di rimba raya, saya bangga menjadi salah satu dari kalian, saya pun bangga bahwa tekanan ekonomi global yang sulit saat ini masih membuat kita tetap bersatu. Memang benar, perang dagang antar dua kerajaan besar yang sedang terjadi saat ini dan berpengaruh kepada perekonomian masing-masing kerajaan kita, maka.. kita perlu melakukan manuver yang signifikan dalam kebijakan ekonomi kita, jika perlu.. mari kita berdagang antar kita sendiri. Kita kurangi perdagangan dengan mereka, dan mari kita memajukan ekonomi masing-masing kerajaan dengan meningkatkan perdagangan sesama kita. Sungguh, tidak akan binasa kita jika tidak membeli mobil-mobil mewah mereka, tidak akan menderita kita jika tidak membeli barang-barang murah dari kerajaan Babi, tetapi kita akan jaya jika kita saling mengisi sesama kita. Sebagaimana cerita game yang sedang digandrungi anak muda beberapa tahun belakangan ini, Mobile Legend atau ML, setiap kita adalah Hero, setiap kita adalah pahlawan, tetapi kita hanya bisa memenangkan pertempuran jika kita saling mengisi dengan menyamakan target target capaian kita, yaitu makmur dan maju bersama". Pidato Osas pun disambut dengan gemuruh standing applause yang sungguh meriah. Kemudian Osas menutup pidatonya dengan bagian ref lagu yang sedang trend di jagad IG, bukan deen assalam, bukan.. kalian salah duga, dan juga bukan tentang jainuddin atau pajero, tetapi lagu yang sangat dikenal oleh seluruh binatang di hutan, yaitu lagu Hei Tayo, "Hei Tayo, Hei Tayo, dia bis kecil ramah.. dst".

Osas meninggalkan podium masih dengan gemuruh tepuk tangan yang panjang, ternyata Raja Osas sungguh raja yang kekinian dan tidak kudet dengan perkembangan informasi di media sosial. Walau pun Osas termasuk Kodok generasi X tetapi masih bisa mengikuti perkembangan informasi di generasi milenial. Sungguh luar biasa, dan emejing.. Pidato Osas tentang ML mulai merebak di media elektronik bahkan menjadi salah satu cuitan dengan hashtag paling banyak. Walau pun demikian, tetap ada yang nyinyir dengan pernyataan dan statement Osas si Raja Kodok, salah satu nyinyiran yang menghiasi media adalah tentang Raja Game, "sebenarnya Osas itu Raja Kodok atau Raja Game, yang diurusi ML, mestinya kalau bikin pidato lebih greget lagi, fokus tentang kemajuan kerajaan, bukan malah bahas game". Atau nyinyiran tentang penggal lagu Hei Tayo dalam pidato, "suara cempreng, mau nyanyi pula.. hei tayo, hei tayo.. kenapa nggak sekalian hei infrastruktur, hei dana ibadah, aku pakai investasi, melompat, melaju, datangkan pekerja asing".

Yah, begitu lah adanya.. yang dilakukan Osas, bagi para pembenci, tidak pernah ada yang benar, Osas beribadah pada Tuhan pun masih dinyinyirin, apalagi kalau bicara salah, pasti langsung digoreng habis. Adil lebih baik, apresiasi semua prestasi, dan beri support agar kerajaan menjadi lebih baik. Suka nyinyir nanti hatinya busuk, semua prilaku akan berdampak pada jasad. Kalau keram otak baru tau rasa.. Ayok, bicara yang baik-baik, tapi kalau tidak bisa bicara yang baik, diam saja... mungkin lebih baik.

#NyinyirBermartabat #TahunPolitik #OsasSiRajaKodok #KampretManaKampret #DamaiYuk #CebbyJugaMakhluk (?)

No comments:

Post a Comment